Surabaya - Aktivis '98 Jawa Timur menyoroti gelombang aksi demonstrasi yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Di Kota Surabaya, unjuk rasa selama tiga hari berturut-turut, Jumat (29/8) hingga Minggu (31/8), berujung ricuh.
"Kami mengutuk keras adanya kekerasan, baik dari pihak aparat yang represif, demonstran yang melakukan vandalisme, pembakaran gedung negara, hingga penjarahan," ucap salah satu Aktivis '98 Jatim, Trio Marpaung.
Menurutnya, gelombang demonstrasi yang terjadi di sejumlah daerah sejak 25 Agustus 2025, mencerminkan kekecewaan masyarakat terhadap kinerja elit-elit politik, khususnya mereka yang berada di DPR.
"Bagaimana anggota-anggota DPR RI seakan menari di atas penderitaan rakyat. Kenaikan tunjangan hingga beberapa anggota DPR yang menyatakan bahwa 3 juta itu kecil, kan sangat kontraproduktif dengan situasi rakyat," tegasnya.
Aktivis '98 tidak ingin kerusuhan yang terjadi semakin meluas. Karena itu, mereka terus berupaya berkonsolidasi demi menjaga stabilitas keamanan negara dan mencegah eskalasi konflik lebih jauh.
"Karena bagi kami Kapolri adalah orang yang bertanggung jawab terhadap awal mula terjadinya meluasnya kerusuhan. Kami juga menolak keras segala bentuk vandalisme, hingga penjarahan," ungkapnya
Dalam kesempatannya, Trio Marpaung membacakan Sepuluh Tuntutan Rakyat atau Sepultura, yang disuarakan Aktivis '98 Jawa Timur, berikut:
1. Sahkan RUU perampasan aset koruptor
2. Hukuman mati bagi para koruptor
3. Batalkan kenaikan pajak dan turunkan harga sembako
4. Tolak kekerasan dan tindakan represif aparat dalam menangani aksi demonstrasi
5. Reshuffle kabinet yang tidak sejalan dengan presiden
6. Ganti Kapolri
7. Ganti Mendagri
8. Ganti Menkeu
9. Tak aksi vandalisme atau perusakan atau pembakaran dan penjarahan
10. Lawan kaum "serakahnomics". (*)
إرسال تعليق